JAKARTA, KOMPAS.com — Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Jero Wacik menilai film Balibo secara keseluruhan sangat menyudutkan Indonesia dan bisa memicu kerenggangan hubungan RI dengan Timor Leste.
"Selama ini antara RI dan Timor Leste sudah ada perjanjian membentuk Tim Komisi Kebenaran dan Persahabatan yang menyepakati untuk menutup buku sejarah masa lalu," kata Wacik di Jakarta, Minggu (6/12).
Menurut dia, isi film Balibo sangat bertentangan alias melawan kesepakatan yang telah diputuskan kedua negara. "Apalagi secara keseluruhan film tersebut sangat menyudutkan Indonesia," katanya.
"Film itu menceritakan tewasnya lima wartawan Australia di Balibo, dan di dalamnya digambarkan kalau mereka tewas dibunuh orang berseragam mirip TNI," katanya.
Wacik telah secara resmi mendapatkan laporan dari Lembaga Sensor Film (LSF) yang menyatakan bahwa Balibo tidak lolos sensor untuk tayang di Indonesia. Ia juga telah diundang bersama Menteri Pertahanan RI untuk melihat film itu secara utuh.
"Kalau kita terus-menerus menengok ke belakang soal konflik yang pernah terjadi di Timor Timur, maka tidak akan pernah selesai. Oleh karena itu, mari kita songsong masa depan dengan tidak lagi mengungkit-ungkit masa lalu," katanya.
Pihaknya mengimbau masyarakat, seniman, dan insan perfilman agar bersedia menomorsatukan kepentingan negara di atas segalanya. "Kreativitas memang tidak boleh dibunuh, tapi demi kepentingan negara, saya mengimbau untuk dinomorsatukan. Jangan negara dikorbankan untuk kepentingan lain," katanya.
Ia berpendapat, pada dasarnya ada banyak film yang tidak lulus sensor LSF. Akan tetapi, Balibo menjadi salah satu yang paling dipersoalkan karena sarat muatan politis. Wacik menambahkan, LSF telah bekerja sesuai kaidah yang ada, mulai dari kaidah politik, norma, hingga agama.
Oleh karena itu, bila LSF telah memutuskan tidak meloloskan sebuah film untuk tayang di Indonesia, maka kata dia, itu artinya telah melalui berbagai macam pertimbangan. Balibo merupakan film yang menceritakan terbunuhnya lima wartawan asal Australia yang meliput di Balibo, Timor Timur (kini Timor Leste).
Tewasnya kelima wartawan menjadi persoalan karena dua pihak, baik RI maupun Timor Leste, saling tuduh sebagai pelaku pembunuhan kelima wartawan itu. Namun, dalam film Balibo jelas-jelas diperlihatkan bahwa kelima wartawan dibunuh oleh pihak RI.
Source: KOMPAS
No comments:
Post a Comment